PERKEMBANGAN KREATIVITAS PADA ANAK
Diajukan
untuk Memenuhi Mengikuti Salah Satu Tugas Semester II
Mata kuliah : Perkembangan
Peserta Didik
Disusun
oleh :
Agus Bachtiar Setiawan
Agus Priyanto
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji
syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang diberikan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini, setelah
melalui banyak ujian dan rintangan yang selalu menghadang. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW.
Setelah melalui
perjuangan yang sangat melelahkan, dan
telah menguras banyak waktu, fikiran, tenaga, bahkan materi, akhirnya makalah
ini dapat kami selesaikan untuk memenuhi syarat tugas kelompok. kami sangat
bersyukur kepada Allah SWT, karena telah memberikan banyak rahmat dan kesabaran
dalam proses penulisan makalah ini. kami semakin menyadari bahwa dalam melakukan
hal apapun dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan ketelitian.
Dalam makalah ini
kami mengangkat wacana Hubungan Warga
Negara Dengan Negara. Namun demikian, kami menyadari bahwa apa yang telah kami
hasilkan dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itulah kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan analisis yang kami sajikan
dalam makalah ini.
Semoga makalah yang
telah kami selesaikan ini memberikan manfaat yang besar bagi umat islam dan
bangsa Indonesia ,
khususnya bagi kita semua.
Pamulang, 27
Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan
Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kreativitas ......................................................................................... 3
B.
Strategi dalam Pengembangan Kreativitas.......................................3
C.
Pengembangan
Kreativitas................................................................ 6
D. Tantangan dan Hambatan dalam Berpikir.........................................
E.
Pengembangan
Kreativitas Dalam Pembelajaran.............................. 8
F.
Tahap-Tahap Kreativitas................................................................................ 9
G.
Tahapan
Kreatifvitas..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas
manusia melahirkan penciptaan besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat
manusia dengan karya-karya spektakulernya.
Kreativitas
tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang
disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan
variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi
hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita
semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang
segala sesuatu dengan cara-cara yang baru.
Kreatifitas
merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai
perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh
banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli
terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas.
Definisi kreativitas tergantung pada segi
Kerja
kreatif meminta menggunakan dan menyeimbangkan tiga kemampuan -sintetik, analisis
dan praktikal- yang semuanya bisa dikembangkan. Kemampuan sintetik mampu
membangkitkan ide baru dan menarik. Seringkali seorang kreatif memiliki
partikel berpikir sintetik yang bagus menghubungkan antara sesuatu dengan hal
lain dengan spontan. Tipikal kemampuan analisis mempertimbangkan berpikir
kritik, keterampilan analisis dan ide evaluasi. Setiap orang kreatif memiliki
ide menganalisis peristiwa baik dan buruk. Kemampuan mengembangkan analisis
pikirannya memungkinkan mengejar ide jelek menjadi bagus. Menggunakan kemampuan
analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan test. Kemampuan praktikal ialah
kemampuan menerjemahkan teori ke praktek dan ide-ide abstrak kepada kecakapan
praktikal. Implikasi dari penanaman teori kreatif ialah memiliki ide yang
sangat bagus tetapi mereka tidak bisa menjualnya. Orang kreatif menggunakan
kemampuannya meyakinkan orang lain bahwa idenya bisa diterapkan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a)
Apa
pengertian kreativitas ?
b)
Bagaimana
tahapan-tahapan kreatifitas ?
C.
TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian kreatifitas dan tahapan – tahapan kreativitas.
Dan Tujuan tulisan
dapat pemicu dan pemacu rekan guru untuk segera menyelenggara
kegiatan-kegiatan, atau upaya
pengembangan kreativitas bakat anak di tempat tugasnya masing-masing.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. KREATIVITAS
Definisi atau pengertian kreativitas adalah penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi,
karya seni, karya sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari
definisi diatas, arti kreativitas menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru”
dan “nilai”. Kata “baru” berarti hal yang belum ada sebelumnya atau inovatif
dari sudut pandang individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu.
Kata “nilai” berarti manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau
masyarakat di daerah tertentu.
1.
Pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi.
2. Pengertian kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep
baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
3.
Pengertian kreativitas didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menghasilkan ide-ide atau
mengenali, alternatif, atau kemungkinan yang mungkin berguna dalam memecahkan
masalah, berkomunikasi dengan orang lain, dan menghibur diri kita sendiri dan
orang lain.
4.
Pengertian kreativitas adalah setiap tindakan, ide, atau produk yang mengubah aturan yang
ada, atau yang mengubah aturan yang ada ke aturan yang baru.
B. Strategi dalam Pengembangan
Kreativitas
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Pribadi
Definisi pada dimensi peribadi adalah upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada individu atau peribadi dari individu yang dapat disebut
kreatif. Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau
kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat.
Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia
tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam
bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri
yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan
perkataan lain: “Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan
bukan merupakan sifat social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari
kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983).
2. Kreativitas dalam dimensi Proses
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide
unik atau kreatif. Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah
proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas),
dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih
menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Kreativitas adalah suatu
proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu
objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press/dorongan
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press
atau dorongan, baik dorongan internal (diri sendiri) berupa keinginan dan
hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan
eksternal (dari lingkungan sosial dan psikologis).
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang
menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi.
Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan
tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang
berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk
sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan
pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya
kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit
(keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan) (Selo
Soemardjan 1983).
Mengenai dorongan dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak
menghargai imajinasi atau fantasi dan menekan Kreativitas dan inovasi.
Kreativitas juga tidak akan berkembang dalam budaya yang terlalu menekan
konformitas dan tradisi dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan
baru.
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat menyediakan
berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta
anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri,
sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara
kreatif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan kreatif,
yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Produk
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu
baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang
inovatif.
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada
orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa
kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk itu kita dapat
membuat kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
-
Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa).
Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan)
oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963).
-
Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai
sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehingga untuk memupuk dan
mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus yang tersedia tempat, waktu dan
fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983). Definisi kreativitas yang dikemukakan
diatas peneliti menyimpulkan bahwa:\ “Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil
(asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih
baik)”.
C.
Pengembangan
Kreativitas
1. Dengan
berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk
salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow (Munandar, 1999)
kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya
dalam perwujudan dirinya.
2. Kreativitas
sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan
suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang
mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Siswa lebih dituntut untuk berpikir
linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang menuntut jawaban paling
tepat terhadap permasalahan yang diberikan.
3. Bersibuk diri
secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada
individu.
4. Kreativitaslah
yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Mengingat
pentingnya kreativitas siswa tersebut, maka di sekolah perlu disusun suatu
strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas. Strategi tersebut
diantaranya meliputi pemilihan pendekatan, metode atau model pembelajaran.
Salah satu pembelajaran yang saat ini sedang berkembang ialah pembelajaran
berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran
yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran
melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran
(Ratnaningsih, 2003). Masalah yang disajikan pada siswa merupakan masalah
kehidupan sehari-hari (kontekstual).
D. Tantangan dan Hambatan dalam Berpikir
Kreativitas
merupakan kemampuan mental psikologis yang tidak tampak langsung secara kasat
mata. Kreativitas seringkali terbelenggu oleh pola berpikir yang kaku dan
terikat pada kaidah-kaidah baku atau alur sebab akibat secara konvensional.
Disatu pihak, pola berpikir demikian dapat memudahkan penentuan keputusan akhir
dan mengkomunikasikannya kepada pihak lain, namun di lain pihak malah akan
mematikan timbulnya insiatif dan selanjutnya membatasi berkembangnya
kreativitas, sehingga inovasi sulit diperoleh.
Ada banyak
tantangan yang dihadapi dalam proses berpikir kreatif, di antaranya adalah:
- Ragu-ragu dan tidak ada keberanian dalam menyampaikan ide
karena dihantui perasaan takut salah, hawatir idenya akan dilecehkan orang
lain, dan takut dikucilkan dari lingkungan;
- Sangat terikat pada mekanisme berpikir yang sudah terpola
secara baku, sehingga memandang tidak perlu direpotkan dengan mencari-cari
sesuatu yang baru dan belum tentu akan menjadi lebih baik;
- Kondisi lingkungan yang bersifat status quo sehingga
cenderung akan menolak perubahan;
- Proses berpikir yang lamban sehingga idenya keburu ditangkap
pihak lain.
Lingkungan dan budaya tradisional seringkali
menjadi penghambat utama bagi lahirnya kreativitas. Misalnya: kurangnya wawasan
dan penguasaan pengetahuan yang terbatas, tradisi turun temurun yang mengajarkan
bahwa seorang anak harus selalu patuh akan menghambat kreativitas berpikir
anak, pimpinan yang bersifat otoriter tidak memberi kesempatan kepada anak
buahnya untuk berbeda pendapat, penolakan lingkungan atas ide kreatif yang
dimunculkan akan mematikan semangat orang untuk menemukan terobosan baru,
suasana hati yang sedang gundah atau panas akan ikut menutup lahirnya ide baru,
demikian pula ancaman atau tekanan (pressure) dari pihak lain dapat
membuyarkan gagasan-gagasan baru.
Proses berpikir kreatif akan menghasilkan ide-ide kreatif, yang selanjutnya
dapat dikembangkan menjadi model baru dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan
atau memecahkan permasalahan. Namun demikian, ternyata tidaklah mudah untuk
memunculkan ide sebagai penyaluran hasil berpikir kreatif tersebut. Hal ini
membutuhkan keberanian untuk mengungkapkan gagasan baru, yang kemungkinan
berbeda dari keyakinan dan kebiasaan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu,
guru mempunyai kewajiban untuk mengangkat kesadaran siswa akan pentingnya
penguasaan kompetensi, dan menumbuhkan motivasi untuk berani menampilkan
kompetensinya.
Di antara sekian banyak kompetensi yang harus dikuasai
siswa adalah kemampuan menganalisis masalah. Hal ini tentu saja harus diawali
oleh kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif. Sehubungan dengan
tuntutan di atas, maka harus diawali oleh semangat dan motivasi guru untuk
mengembangkan kreativitasnya, baik menyangkut perluasan wawasan pengetahuan dan
substansi keilmuan, maupun dalam hal memilih dan menetapkan strategi
pembelajaran yang dapat mendorong kreativitas siswanya. Namun, guru tidak boleh
mengesampingkan pemahamannya terhadap konsep-konsep dasar dalam pembelajaran.
E.
Pengembangan Kreativitas Dalam Pembelajaran
Peran guru sebagai brain power menjadi motor penggerak untuk melahirkan
karya-karya kreatif anak bangsa. Kini sudah saatnya guru menjadi pelopor dan
pengembang kreativitas siswa melalui penyelenggaraan proses pembelajaran yang
menumbuhkembangkan kemampuan kreatif.
Kreativitas
tidak akan muncul secara instan, melainkan berproses dalam sebuah alur
berpikir. Berpikir kreatif awalnya dirangsang oleh munculnya berbagai
kepenasaran dan keingintahuan atau didorong oleh kebutuhan untuk memecahkan masalah
yang rumit.
Bagaimanapun luasnya pengetahuan dan tingginya skill yang dimiliki guru,
apabila tidak disertai kemampuan transformasi secara baik, maka akan sulit bagi
siswa untuk memahami penjelasan gurunya. Sehubungan dengan hal itu, kemampuan
pedagogic menjadi sangat penting bagi seorang guru.
Pengembangan kreativitas dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:
- Menyadari adanya masalah yang menarik perhatian dan penting
untuk segera dicari pemecahannya, atau menghadapi kebutuhan memiliki
sebuah imajinasi yang ingin diwujudkan untuk kemaslahatan umat;
- Mengidentifikasi akar masalah, fokus kebutuhan, serta target
produk imajinasi;
- Mencari berbagai rujukan yang dapat memberi inspirasi bagi
lahirnya ide-ide baru dalam upaya memecahkan masalah atau mewujudkan
keinginan di atas;
- Merumuskan berbagai alternatif solusi atau produk yang belum
pernah atau jarang dilakukan orang lain;
- Menilai setiap alternatif solusi melalui diskusi secara
transparan agar dapat menemukan alternatif terbaik;
- Mengembangkan alternatif terpilih menjadi sebuah karya
inovatif.
Dengan bergulirnya reformasi pendidikan telah memberi angin segar bagi
perubahan paradigma pembelajaran. Kegiatan belajar tidak hanya dimaknai sebagai
proses transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, melainkan berkembang menuju
proses pendewasaan dan kematangan intelektual, emosional, dan sosial.
Pendidikan lebih diarahkan sebagai investasi sumberdaya manusia, melalui upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
Hasil pembelajaran tidaklah bersifat instan,
melainkan berproses secara sistematis untuk membentuk makna bagi kedua belah
pihak, baik siswa sebagai learner maupun guru sebagai teacher.
Keharmonisan interaksi di antara keduanya akan membangun suasana belajar yang
menyenangkan, sehingga pada saatnya akan menumbuh-suburkan semangat untuk
berkarya secara kreatif. Kehadiran guru professional yang kreatif akan memicu
lahirnya inovasi proses dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi.
F. Tahapan Kreatifvitas
Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat
lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap
dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap
pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam
tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan
pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap
dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung
dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan,
bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan
detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap
konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya
tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap
munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap
ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan
kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya
aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan
dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas
memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia
dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan
variatif (divergensi berpikir).
G. Tahap-Tahap
Kreativitas
Dalam proses berlangsungnya kreativitas, maka menurut
Graham Wallas menjelaskan beberapa tahap sebagai berikut;
- Tahap pertama, yaitu tahap persiapan
(preparation). Pada tahap ini ide datang dan timbul dari berbagai kemungkinan.
Namun biasanya ide itu berlangsung dengan hadirnya suatu keterampilan,
keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau
sumber dari mana ide itu lahir.
- Tahap kedua, yaitu Inkubasi (incubation). Dalam
pengembangan kreativitas, pada tahap ini diharapkan hadirnya suatu
pemahaman serta kematangan terhadap ide yang timbul. Berbagai teknik dalam
menyegarkan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan
peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan “perembetan”,
perluasan, dan pendalaman ide.
- Tahap tiga, yaitu iluminasi (illumination). Pada
tahap ini terjadi komunikasi terhadap hasilnya dengan orang yang
signifikan bagi penemu, sehingga hasil yang telah dicapai dapat lebih
disempurnakan lagi.
- Tahap empat, verfikasi (verification). Perbaikan
dari perwujudan hasil tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap akhir
dari proses ini. Dimensi dari perwujudan karya kreatif dari proses
ini. Dimensi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat
yang lebih luas setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu
berlangsung. (Conny R. Semiawan, 1998)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses
Kretivitas
Menurut Sri Utami Munandar, guru
besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, konsep 4 P, Aspek pribadi
menekankan pada pemahaman anak adalah pribadi yang unik. aspek pendorong, yakni
suatu kondisi yang memungkinkan anak berprilaku kreatif. proses lebih
menekankan pada pemahaman kemampuan anak menciptakan sesuatu yang baru,
paling tidak menemukan hubungan-hubungan jawaban antar berbagai unsur.
Proses adalah bagian dari sintetik
berpikir kreatif, yaitu bertanya dan menganalisis asumsi. Orang kreatif
mempertanyakan asumsi dan secepatnya memimpin
orang lain melakukan hal
yang sama itu. Mempertanyakan asumsi adalah bagian melibatkan
berpikir analisis kreativitas. Dengan tidak berasumsi bahwa ide kreatif menjual
diri mereka, murid-murid membutuhkan belajar bagaimana mempengaruhi orang lain
menyangkut nilai dari gagasan mereka.
1.
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang
orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif
(berbeda/lebih baik)”.
2
TAHAP KREATIFITAS ADA EMPAT
1) Tahap
pertama, yaitu tahap persiapan (preparation)
2) Tahap kedua,
yaitu Inkubasi (incubation)
3) Tahap tiga,
yaitu iluminasi (illumination)
4) Tahap empat,
verfikasi (verification)
DAFTAR PUSTAKA
M.M Sutopo, Tjetjep.2005.”Pengembangan Kreativitas Anak”.Bandung:Depdiknas.
S.pd,Trihardiyanti.2005.”Perekembangan Aktivitas Anak Melalui
Pembelajaran Bermasalah”Melalui (http://binatalenta.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar