Selasa, 23 Januari 2018

PERKEMBANGAN KREATIFITAS pada anak

PERKEMBANGAN KREATIVITAS PADA ANAK
Diajukan untuk Memenuhi Mengikuti Salah Satu Tugas Semester II
Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik








Disusun oleh :

Agus Bachtiar Setiawan
Agus Priyanto



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2013










KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini, setelah melalui banyak ujian dan rintangan yang selalu menghadang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW.
Setelah melalui perjuangan  yang sangat melelahkan, dan telah menguras banyak waktu, fikiran, tenaga, bahkan materi, akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan untuk memenuhi syarat tugas kelompok. kami sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena telah memberikan banyak rahmat dan kesabaran dalam proses penulisan makalah ini. kami semakin menyadari bahwa dalam melakukan hal apapun dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan ketelitian.
Dalam makalah ini kami  mengangkat wacana Hubungan Warga Negara Dengan Negara. Namun demikian, kami menyadari bahwa apa yang telah kami hasilkan dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itulah kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan analisis yang kami sajikan dalam makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami selesaikan ini memberikan manfaat yang besar bagi umat islam dan bangsa Indonesia, khususnya bagi  kita semua.

Pamulang, 27  Maret 2013
Penyusun






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang dan Masalah.............................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 2
C.     Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.      Kreativitas ......................................................................................... 3
B.        Strategi  dalam Pengembangan Kreativitas.......................................3
C.        Pengembangan Kreativitas................................................................ 6
D.       Tantangan dan Hambatan dalam Berpikir.........................................
E.        Pengembangan Kreativitas Dalam Pembelajaran.............................. 8
F.         Tahap-Tahap Kreativitas................................................................................ 9
G.       Tahapan Kreatifvitas..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia.  Kreativitas manusia melahirkan penciptaan besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya.
Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari.  Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan  variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga berhasil.  Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru.
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi
Kerja kreatif meminta menggunakan dan menyeimbangkan tiga kemampuan -sintetik, analisis dan praktikal- yang semuanya bisa dikembangkan. Kemampuan sintetik mampu membangkitkan ide baru dan menarik. Seringkali seorang kreatif memiliki partikel berpikir sintetik yang bagus menghubungkan antara sesuatu dengan hal lain dengan spontan. Tipikal kemampuan analisis mempertimbangkan berpikir kritik, keterampilan analisis dan ide evaluasi. Setiap orang kreatif memiliki ide menganalisis peristiwa baik dan buruk. Kemampuan mengembangkan analisis pikirannya memungkinkan mengejar ide jelek menjadi bagus. Menggunakan kemampuan analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan test. Kemampuan praktikal ialah kemampuan menerjemahkan teori ke praktek dan ide-ide abstrak kepada kecakapan praktikal. Implikasi dari penanaman teori kreatif ialah memiliki ide yang sangat bagus tetapi mereka tidak bisa menjualnya. Orang kreatif menggunakan kemampuannya meyakinkan orang lain bahwa idenya bisa diterapkan.

B.     RUMUSAN MASALAH
a)      Apa pengertian kreativitas ?
b)      Bagaimana tahapan-tahapan kreatifitas ?

C.       TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian kreatifitas dan tahapan – tahapan kreativitas. Dan Tujuan tulisan  dapat  pemicu dan pemacu rekan guru untuk segera menyelenggara    kegiatan-kegiatan, atau upaya pengembangan kreativitas bakat anak di tempat tugasnya masing-masing.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    KREATIVITAS
Definisi atau pengertian kreativitas adalah penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari definisi diatas, arti kreativitas menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru” dan “nilai”. Kata “baru” berarti hal yang belum ada sebelumnya atau inovatif dari sudut pandang individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu. Kata “nilai” berarti manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau masyarakat di daerah tertentu.
1.      Pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi.
2.   Pengertian kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
3.      Pengertian kreativitas didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menghasilkan ide-ide atau mengenali, alternatif, atau kemungkinan yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah, berkomunikasi dengan orang lain, dan menghibur diri kita sendiri dan orang lain.
4.      Pengertian kreativitas adalah setiap tindakan, ide, atau produk yang mengubah aturan yang ada, atau yang mengubah aturan yang ada ke aturan yang baru.
B.     Strategi  dalam Pengembangan Kreativitas
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Pribadi
Definisi pada dimensi peribadi adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau peribadi dari individu yang dapat disebut kreatif. Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain: “Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983).
2. Kreativitas dalam dimensi Proses
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi).   Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press/dorongan
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal (diri sendiri) berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal (dari lingkungan sosial dan psikologis).
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan) (Selo Soemardjan 1983).
Mengenai dorongan dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi dan menekan Kreativitas dan inovasi. Kreativitas juga tidak akan berkembang dalam budaya yang terlalu menekan konformitas dan tradisi dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru.
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan kreatif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Produk
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk itu kita dapat membuat kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
- Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963).
- Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehingga untuk memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus yang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983). Definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa:\ “Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
C.    Pengembangan Kreativitas
1. Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow (Munandar, 1999) kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.
2. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Siswa lebih dituntut untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang menuntut jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan.
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
4. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kreativitas siswa tersebut, maka di sekolah perlu disusun suatu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas. Strategi tersebut diantaranya meliputi pemilihan pendekatan, metode atau model pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang saat ini sedang berkembang ialah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran (Ratnaningsih, 2003). Masalah yang disajikan pada siswa merupakan masalah kehidupan sehari-hari (kontekstual).
D.    Tantangan dan Hambatan dalam Berpikir
Kreativitas merupakan kemampuan mental psikologis yang tidak tampak langsung secara kasat mata. Kreativitas seringkali terbelenggu oleh pola berpikir yang kaku dan terikat pada kaidah-kaidah baku atau alur sebab akibat secara konvensional. Disatu pihak, pola berpikir demikian dapat memudahkan penentuan keputusan akhir dan mengkomunikasikannya kepada pihak lain, namun di lain pihak malah akan mematikan timbulnya insiatif dan selanjutnya membatasi berkembangnya kreativitas, sehingga inovasi sulit diperoleh.
Ada banyak tantangan yang dihadapi dalam proses berpikir kreatif, di antaranya adalah:
  1. Ragu-ragu dan tidak ada keberanian dalam menyampaikan ide karena dihantui perasaan takut salah, hawatir idenya akan dilecehkan orang lain, dan takut dikucilkan dari lingkungan;
  2. Sangat terikat pada mekanisme berpikir yang sudah terpola secara baku, sehingga memandang tidak perlu direpotkan dengan mencari-cari sesuatu yang baru dan belum tentu akan menjadi lebih baik;
  3. Kondisi lingkungan yang bersifat status quo sehingga cenderung akan menolak perubahan;
  4. Proses berpikir yang lamban sehingga idenya keburu ditangkap pihak lain.
Lingkungan dan budaya tradisional seringkali menjadi penghambat utama bagi lahirnya kreativitas. Misalnya: kurangnya wawasan dan penguasaan pengetahuan yang terbatas, tradisi turun temurun yang mengajarkan bahwa seorang anak harus selalu patuh akan menghambat kreativitas berpikir anak, pimpinan yang bersifat otoriter tidak memberi kesempatan kepada anak buahnya untuk berbeda pendapat, penolakan lingkungan atas ide kreatif yang dimunculkan akan mematikan semangat orang untuk menemukan terobosan baru, suasana hati yang sedang gundah atau panas akan ikut menutup lahirnya ide baru, demikian pula ancaman atau tekanan (pressure) dari pihak lain dapat membuyarkan gagasan-gagasan baru.
          Proses berpikir kreatif akan menghasilkan ide-ide kreatif, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi model baru dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan atau memecahkan permasalahan. Namun demikian, ternyata tidaklah mudah untuk memunculkan ide sebagai penyaluran hasil berpikir kreatif tersebut. Hal ini membutuhkan keberanian untuk mengungkapkan gagasan baru, yang kemungkinan berbeda dari keyakinan dan kebiasaan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, guru mempunyai kewajiban untuk mengangkat kesadaran siswa akan pentingnya penguasaan kompetensi, dan menumbuhkan motivasi untuk berani menampilkan kompetensinya.      
      Di antara sekian banyak kompetensi yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan menganalisis masalah. Hal ini tentu saja harus diawali oleh kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif. Sehubungan dengan tuntutan di atas, maka harus diawali oleh semangat dan motivasi guru untuk mengembangkan kreativitasnya, baik menyangkut perluasan wawasan pengetahuan dan substansi keilmuan, maupun dalam hal memilih dan menetapkan strategi pembelajaran yang dapat mendorong kreativitas siswanya. Namun, guru tidak boleh mengesampingkan pemahamannya terhadap konsep-konsep dasar dalam pembelajaran.
E.     Pengembangan Kreativitas Dalam Pembelajaran
            Peran guru sebagai brain power menjadi motor penggerak untuk melahirkan karya-karya kreatif anak bangsa. Kini sudah saatnya guru menjadi pelopor dan pengembang kreativitas siswa melalui penyelenggaraan proses pembelajaran yang menumbuhkembangkan kemampuan kreatif.
    Kreativitas tidak akan muncul secara instan, melainkan berproses dalam sebuah alur berpikir. Berpikir kreatif awalnya dirangsang oleh munculnya berbagai kepenasaran dan keingintahuan atau didorong oleh kebutuhan untuk memecahkan masalah yang rumit.
            Bagaimanapun luasnya pengetahuan dan tingginya skill yang dimiliki guru, apabila tidak disertai kemampuan transformasi secara baik, maka akan sulit bagi siswa untuk memahami penjelasan gurunya. Sehubungan dengan hal itu, kemampuan pedagogic menjadi sangat penting bagi seorang guru.
           Pengembangan kreativitas dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
  1. Menyadari adanya masalah yang menarik perhatian dan penting untuk segera dicari pemecahannya, atau menghadapi kebutuhan memiliki sebuah imajinasi yang ingin diwujudkan untuk kemaslahatan umat;
  2. Mengidentifikasi akar masalah, fokus kebutuhan, serta target produk imajinasi;
  3. Mencari berbagai rujukan yang dapat memberi inspirasi bagi lahirnya ide-ide baru dalam upaya memecahkan masalah atau mewujudkan keinginan di atas;
  4. Merumuskan berbagai alternatif solusi atau produk yang belum pernah atau jarang dilakukan orang lain;
  5. Menilai setiap alternatif solusi melalui diskusi secara transparan agar dapat menemukan alternatif terbaik;
  6. Mengembangkan alternatif terpilih menjadi sebuah karya inovatif.
            Dengan bergulirnya reformasi pendidikan telah memberi angin segar bagi perubahan paradigma pembelajaran. Kegiatan belajar tidak hanya dimaknai sebagai proses transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, melainkan berkembang menuju proses pendewasaan dan kematangan intelektual, emosional, dan sosial. Pendidikan lebih diarahkan sebagai investasi sumberdaya manusia, melalui upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
Hasil pembelajaran tidaklah bersifat instan, melainkan berproses secara sistematis untuk membentuk makna bagi kedua belah pihak, baik siswa sebagai learner maupun guru sebagai teacher. Keharmonisan interaksi di antara keduanya akan membangun suasana belajar yang menyenangkan, sehingga pada saatnya akan menumbuh-suburkan semangat untuk berkarya secara kreatif. Kehadiran guru professional yang kreatif akan memicu lahirnya inovasi proses dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi.
F.     Tahapan Kreatifvitas
Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).

G.    Tahap-Tahap Kreativitas
Dalam proses berlangsungnya kreativitas, maka menurut Graham Wallas menjelaskan beberapa tahap sebagai berikut;
  1. Tahap pertama, yaitu tahap persiapan (preparation). Pada tahap ini ide datang dan timbul dari berbagai kemungkinan. Namun biasanya ide itu berlangsung dengan hadirnya suatu keterampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari mana ide itu lahir.
  2. Tahap kedua, yaitu Inkubasi (incubation). Dalam pengembangan kreativitas, pada tahap ini diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide yang timbul. Berbagai teknik dalam menyegarkan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan “perembetan”, perluasan, dan pendalaman ide.
  3. Tahap tiga, yaitu iluminasi (illumination). Pada tahap ini terjadi komunikasi terhadap hasilnya dengan orang yang signifikan bagi penemu, sehingga hasil yang telah dicapai dapat lebih disempurnakan lagi.
  4. Tahap empat, verfikasi (verification). Perbaikan dari perwujudan hasil tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap akhir dari proses ini. Dimensi dari perwujudan  karya kreatif dari proses ini. Dimensi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung. (Conny R. Semiawan, 1998)










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proses Kretivitas
Menurut Sri Utami Munandar, guru besar Fakultas  Psikologi Universitas Indonesia, konsep 4 P, Aspek pribadi menekankan pada pemahaman anak adalah pribadi yang unik. aspek pendorong, yakni suatu  kondisi yang memungkinkan anak berprilaku kreatif. proses lebih menekankan pada pemahaman kemampuan  anak menciptakan sesuatu yang baru, paling tidak menemukan hubungan-hubungan jawaban antar berbagai unsur.
Proses adalah bagian dari sintetik berpikir kreatif, yaitu bertanya dan menganalisis asumsi. Orang kreatif mempertanyakan asumsi  dan secepatnya memimpin   orang   lain   melakukan   hal  yang  sama itu. Mempertanyakan  asumsi adalah bagian melibatkan berpikir analisis kreativitas. Dengan tidak berasumsi bahwa ide kreatif menjual diri mereka, murid-murid membutuhkan belajar bagaimana mempengaruhi orang lain menyangkut nilai dari gagasan mereka.
1.      “Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
2        TAHAP KREATIFITAS ADA EMPAT
1)      Tahap pertama, yaitu tahap persiapan (preparation)
2)      Tahap kedua, yaitu Inkubasi (incubation)
3)      Tahap tiga, yaitu iluminasi (illumination)
4)      Tahap empat, verfikasi (verification)




DAFTAR PUSTAKA
Basuki,Heru.2006.”Pengembangan Kreativitas”Melalui (http://www.heru.staff.gunadarma.ac.id)
M.M Sutopo, Tjetjep.2005.”Pengembangan Kreativitas Anak”.Bandung:Depdiknas.
Salim,Sambas.2009.”Pengembangan Kreativitas”.Melalui (http://www.sambasalim.com)
S.pd,Trihardiyanti.2005.”Perekembangan Aktivitas Anak Melalui Pembelajaran Bermasalah”Melalui (http://binatalenta.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar